Kamis, 21 Agustus 2008

Kamis, 17 Juli 2008

Kelakuan...


UBUD


Barong Say...

Ada ceritaan bahwa sebenarnya barongsai dari negeri china adalah berasal dari Bali. Ceritanya begini, ada cowo Bali berpacaran dengan seorang cewe dari negeri China. Suatu pagi, cowo tersebut mengajak pacarnya pergi jalan-jalan di Ubud. Ketika sedang jalan-jalan, mereka melihat arak-arakan pesta adat. Di tengah-tengah arak-arakan, terlihat ada sebuah replika naga (seperti gambar di atas) sedang dimain-mainkan oleh orang-orang.
Cewe China: (dengan bahasa Indonesia terpatah-patah) Itu apa sayang?
Cowo Bali: Oh itu Barong say....
Cewe China: Oh...barongsai....
Sejak itulah, orang-orang di negeri China memanggil naga itu dengan BARONGSAI

Penari


Pekerjaan dan Pelajarannya

Aku sudah bekerja dalam beberapa perusahaan dengan jenis bisnis yang berbeda. Mengalami berbagai jenis karakter atasan yang berbeda-beda. Ada beberapa hal menarik yang aku pelajari dari pengalamanku bertemu dengan atasan-atasan dan perusahaan-perusahaan tersebut (yang tentu saja membentuk aku seperti sekarang ini).

1. Perusahaan I (Astra Internasional)
Aku mempunyai seorang atasan langsung yang keras pada saat itu. Ambisius dan demanding pada anak buahnya. Banyak orang yang tidak cocok dengan mereka dan (awalnya) aku pun juga demikian.

Atasan dia (jadi 2 tingkat di atasku) adalah seorang Malaysian yang tidak kalah kerasnya. Omongannya kasar sekali (sedemikian kasar sampai suatu hari aku pernah dikatain: "Daru, kamu kayak taiiiii...."). Hidup ku pada saat itu begitu tertekan apalagi saat itu adalah saat pertama kali aku bekerja. Rasanya kok ngga fair, sudah bekerja keras sedemikian rupa tapi tetap ada saja yang salah. Kedua orang itu di mataku seperti MUSUH. Ingat kata-kata Tesyi, si pelawak, kalau lagi ngamuk ? Benciiii aku.....!!

Sampai suatu saat aku mengalami suatu perubahan. Ceritanya begini (dan begitu...)... Suatu hari pekerjaanku tidak beres. Aku dimaki habis-habisan oleh atasan langsungku. Wah habis deh! Setelah puas dimarahin, aku pergi ke meja clerk untuk menulis email (waktu itu semua engineer harus share komputer).

Tiba-tiba atasan langsungku itu dipanggil atasannya dan ternyata atasanku dimaki-maki di belakangku. Dalam hatiku aku bersorak: "Rasain lo...." Hepi pokoknya dengar dia dimarahi.

Namun...
Sekonyong-konyong ada suatu pikiran melintas di kepalaku (dan inilah awal dari segalanya...), Hm...atasanku dimarahi karena ketidakberesan pekerjaan yang aku lakukan!
Logikanya, kalau pekerjaanku beres maka dia pasti tidak akan dimarahi oleh atasannya DAN aku pun tidak dimarahi oleh dia. So, make sense!

INTI CERITA:
1. Kenali apa yang diinginkan oleh atasanku dan selanjutnya jadikan diri kita dan dia sebagai sebuah TEAM.
2. Kenali kelemahan dan kekuatan atasanku dan selanjutnya jadilah PENUTUP kelemahan atasanku. Atau intinya, jangan sampai kelemahan atasan langsung kita terlihat ke luar (bahkan terlihat oleh atasannya...).
Kalau atasanku seorang kidal dengan kelemahan di tangan kanan kemudian aku memposisikan diriku sebagai orang kidal juga maka yang terjadi adalah atasanku akan keliatan bodoh dengan tangan kanannya dan aku pun dianggap tidak berguna karena ke-kidal-an ku sudah ada di bosku tersebut.

Waktu bergulir dan aku mencoba konsisten dengan hal itu. Yang terjadi selanjutnya adalah
Atasanku memanggil aku SAHABAT ketika akhirnya aku resign dari perusahaan ini (email yang sangat mengharukan buat aku waktu itu).

2. BASF
Perusahaan keduaku adalah perusahaan kimia. Di sini aku mempunyai atasan yang juga demanding dan awalnya adalah teman sejawat (dia dipromosi menjadi atasanku). Berbekal pengalamanku sebelumnya, aku tidak mempunyai masalah dengan beliau. Kita cukup dekat satu sama lain. Menjadi team yang solid. Hal menarik yang ingin aku share di perusahaan kedua ini adalah mengenai jenis pekerjaanku.

Aku bekerja sebagai seorang engineer instrumentasi dan elektrik. Sebenarnya sesuai dengan bidang yang aku pelajari di ITB dulu. Namun, pekerjaan di lapangan ternyata beda. Aku tidak pernah mendapatkan kuliah yang sama dengan yang aku harus lakukan di perusahaan ini. Aku harus benar-benar belajar dari awal. Hm, rasanya seperti kuliah lagi.

Di sisi lain, pekerjaanku sebagai seorang maintenance memberi konsekuensi untuk aku harus betah duduk di kursi menunggu masalah. Kecenderungan pekerjaan maintenance lebih ke arah menunggu masalah di lapangan, apalagi dengan tipikal perusahaan Jerman yang sangat mengagungkan suatu prosedur. Modifikasi dan Improvement sangat sulit dilakukan karena banyak hal yang harus dipertimbangkan (salah satunya karena keterbatasanku pada bidang kimia, salah improvement maka bahaya ledakan bisa terjadi).

Kadang membosankan hidup dengan pola seperti itu. Duduk melihat komputer atau ke lapangan lihat-lihat mesin yang berputar. Lihat tangki Butadine, Nitrogen atau ke store room lihat spare part. Balik lagi ke meja dan termenung di depan komputer. Satu hal yang aku takuti waktu itu adalah aku akan menjadi kepompong dan lambat laun menjadi BODOH. Aku bertekad satu hal, aku tidak akan biarkan hariku berlalu hanya dengan bengong dan menikmati gaji saja. Aku harus bisa memakai waktu yang ada untuk memperkaya diriku entah apapun itu. Akhirnya yang aku lakukan adalah membeli buku dari semua disiplin ilmu (mekanik, elektrik, bahkan teori tentang Polimerisasi). Download banyak artikel. Bikin buku sendiri. Banyak hal yang aku lakukan. Dan, ternyata itu tidak sia-sia di perusahaanku berikutnya.

INTI CERITA:
1. Jangan pernah mengatakan bahwa hidup ini membosankan. Explore your life!
2. Jangan pernah berhenti untuk belajar. Hari ini mungkin tidak ada gunanya apa yang kita pelajari tapi yakinlah bahwa BESOK akan bermanfaat buat kita.

3. CHAROEN POKPHAND
Di sinilah, postulatku di atas diasah dan diuji. Pencarian diri masih berlanjut. Belum ada kata penutup untuk itu semua. Mungkin hal yang aku pelajari di atas salah tapi itu semua aku anggap sebagai PR dalam hidupku. Just explore and enjoy this beautiful life (tanpa pernah berhenti bertanya, KENAPA?)....

Rabu, 16 Juli 2008

Kepiting Lampung


Ini kepiting raksasa di Restoran Kuai Lok Lampung. Gede sekali (bandingkan capitnya dengan kacamataku yang ukurannya 55). Rasanya mantap!